Saturday, August 22, 2015

Bagaimana Mendampingi Anak Mengenal dan Menerima dirinya?

Acara : Siaran Parenting Radio Satu Nama 855 AM
Waktu: Sabtu, 15 Agutus 2015,  Pkl. 10.00-11.00 WIB
Tema: IDENTITAS DIRI PADA ANAK
Narasumber: Esthi, Tyas
Host: Kuncoro

Siaran parenting pertama di Radio Satu Nama mengangkat tema tentang bagaimana orangtua mendapingi anak mengenal dan menerima identitas dirinya. Proses pencarian Identitas seseorang sebenarnya dimulai sejak bayi hingga lanjut usia. Masa krisis identitas sendiri terjadi pada masa remaja sehingga pendampingan pengenalan identitas pada masa anak menjadi sangat penting untuk dilakukan karena pengenalan identitas di masa ini menjadi dasar dalam tahap perkembangan selanjutnya ketika seseorang mencari jati dirinya. Meskipun pengenalan dan penerimaan identitas diri penting pada masa anak – anak. tidak sedikit orangtua yang menganggap remah hal ini sehingga ketika anak menginjak remaja bahkan dewasa orangtua kesulitan mendampingi anak – anaknya.

Pertanyaan – pertanyaan kecil anak tentang siapa dirinya dan oranglain mestinya tidak diremehkan orantua karena saat anak bertanya sesungguhnya dia sedang membangun konsep dirinya seperti mengapa temanku berkerudung semetara aku tidak? Mengapa dia punya mainan bagus – bagus tapi aku tidak? Mengapa rambutku keriting? Dan pertanyaan lainnya. Proses anak bertanya ini dala tahap perkembangannya di sebut dengan proses Pemahaman Diri.

Lalu Apa yang dimaksud dengan Pemahaman diri? Pemahaman diri adalah Tahap awal/pondasi seseorang dalam upaya menemukan identitas dirinya.
Proses pemahaman diri ini mempunyai manfaat penting bagi perkembangan anak yakni Meningkatkan Percaya diri dan Sarana interksi sosial. Ketika anak mengenal dan menerima dirinya (nama, rambut, penampilan, kepemilikan,dll) maka hal ini akan membantu anak mantap dengan dirinya sehingga memudahkan anak berinteraksi dengan orang lain .
Sementara itu, waktu yang tepat untuk mengenalkan anak tentang dirinya adalah Sejak anak mampu berbicara dimulai dengan ciri fisik.

Cara mendampinginya pun dalpat dengan cara – cara yang mudah seperti berikut ini:
1.    Mengenalkan ciri – ciri fisik dan kegunaannya misalnya dengan cara :
  • Membaca buku bersama tentang TUBUH
  • Menyanyi “Kepala, Punda, Lutut,Kaki / 2 mata saya, hidung saya satu”
  • Mendongeng dengan mengajak anak memegang bagian tubuhnya saat ada bagian tubuh yang diucapkan oleh orangtua.
  • Menggambar / Mewarnai/kolase gambar tubuh

2. Kenalkan anak pada ciiri – ciri yang “berhubungan dengan dirinya”  seperti:
  • Ajar anak menyebutkan namanya,  nama panggilan, nama lengkap
  • Latih anak mengucapkan nama orangtua
  • Membuat Peta Rumah untuk mengenalkan alamat rumah
  • Membuat Pohon Keluarga untuk mengenal silsilah keluarga
  • Membuat project video tentang kekhasan daerah, aktivitas yang disukai, pengalaman – pengalaman menarik
3. Kenalkan anak pada profesi orangtua dan nilai mulia dari profesi itu sehingga menimbulkan kebanggaan pada anak.
4.   Memberi “label” positif yang sesuai dengan kemampuan anak
  • Panggil anak sesuai nama
5.  Beri pujian segera untuk hal yang mampu dikerjakan anak (Segera krn agar anak masih mengingat apa yg dilakukannya)
6.  Bantu anak menguasai suatu keahlian sesuai tahap perkembangannya (bisa juga menemukan bakat anak)
  • Usia Balita = berjalan, bicara, berlari, memanjat, menyanyi,
  • Usia Sekolah = menulis, membaca, menari,
7.   Ingatkan anak pada kesuksesanya dan bukan kesalahan yg pernah dibuat
8.Bantu Anak mengembangkan kesadaran hak akan tubuhnya sendiri \contoh: saat menolak dicium
 9.      Ajak anak berinteraksi dengan orang lain misalnya dengan:
·      Bermain bersama anak – anak sekitar rumah (dpt juga mengundang mereka)
·       Ajak arisan , tempat ibadah, belanja (trutama pasar tradisional),
10.          Habiskan waktu bersama anak agar anak merasa dicintai dan berharga misalnya dengan:

  • Bermain/nonton/memasak/membaca  bersama dengan anak
  • Pajang hasil kreasi anak
  • Saat makan / setelahnya jadikan sebagai waktu untuk anak – anak becerita pengalamannya, dengarkan dan tanggapi dengan serius.                

No comments:

Post a Comment