Saturday, August 22, 2015

Bagaimana Orangtua Mendampingi Remaja Menemukan Identitasnya?


Acara : Siaran Parenting Radio Satu Nama 855 AM
Waktu: Sabtu, 22 Agutus 2015,  Pkl. 10.00-11.00 WIB
Tema: IDENTITAS DIRI PADA REMAJA
Narasumber: Karunianingtyas Rejeki, Sukaningtyas
Host: Kuncoro

Pencarian identitas diri sebenarnya terjadi seumur hidup namun masa yang paling krisis adalah saat remaja dimana masa ini remaja mulai mempertanyakan tentang siapa dirinya dan berbagai perubahannya. Secara fisik remaja mengalami banyak perubahan demikian dengan emosi dan kognitifnya. Perkembangan yang pesat ini membawa konsekuensi pada pemikiran kritis dan rasa ingin tahu yang besar pada remaja. Oleh sebab itu remaja ingin mencoba banyak hal secara khusus tentang ketertarikan pada lawan jenis dan perkembangan seksualnya.  Pacaran tidak sehat (hubungan seksual di luar nikah) mebawa konsekuensi pada kehamilan remaja putri.  Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dikpora Yogyakarta, Triana Purnawati engungkapkan bahwa Sepanjang 2013, terdapat 325 kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) yang terjadi pada remaja sementara   per Mei 2014 sudah ada 142 remaja. Jumlah ini tentu sangat memprihatinkan mengingat dampak yang harus diterima remaja bukan saja tentang bayi yang dikandungnya melainkan juga masa depannya.
Masalah pergaulan bebas adalah salah satu fenomena terkait krisis identitas pada remaja, fenomena lain yakni tentang okoh idola. Idola mejadi bagian penting dalam proses ini karena sering kali apa yang dikatakan, dipakai sang idola akan ditiru ooleh para remaja apalagi di zaman sekarang dimana media banyak sekali mengepung para remaja. Jika remaja tidak didampingi maka besar kemungkinan remaja akan sulit menemukan dentitas dirinya. Fenomena lain terkait remaja adalah perbedaan sikap dimana remaja lebih suka menghabiskan waktu bersama teman dari pada keluarga, remaja lebih pendiam bahkan sulit diatur dan cenderung meberontak dari orangtua.
Psikolog Less Parrott Ph.D menambahkan tanda remaja sedang mencari identitas diri, yakni pemberontakan. Dengan memberontak, remaja memperlihatkan bahwa mereka adalah sosok yang berbeda dengan orangtua atau pihak yang berwenang (sekolah, misalnya). Di samping itu, tindakan ini juga yang akan membuat mereka tetap diterima oleh teman sebayanya.
Mengapa pencarian identitas diri menjadi penting pada masa remaja? Apa akibatnya kalau gagal mencapai identitas dirinya?
Karena pada masa remaja pertumbuhan fisik, kognitif, sosial dan emosi-nya bertumbuh pesat. Lingkaran sosialnya juga bertambah banyak. Pada titik tersebut mereka diperhadapkan pada berbagai macam pilihan, dan mereka harus bisa menentukan siapa dirinya, nilai-nilai yang dianutnya, dan seperti apakah masa depannya. Individu yang memiliki identitas diri yang kuat akan melihat diri mereka sebagai individu yang terpisah dari berbagai individu lain.
Apabila seorang remaja mengalami hambatan ataupun kegagalan dalam tahapan ini maka akan meninggalkan sebuah masalah krisis identitas diri. Remaja dapat mengalami kebingungan dalam batinnya mengenai siapa dirinya, nilai-nilai yang dianutnya, dan seperti apakah masa depannya.

Bagaimana cara remaja mencari identitas dirinya?
             Eksplorasi –sebuah periode dimana remaja berusaha mencari tahu, mengkritisi, menyelidiki, aktif bertanya, mempertanyakan segala sesuatunya mengenai berbagai pilihan yang ada ataupun tujuan-tujuan yang ingin dicapai, serta nilai-nilai ataupun keyakinan-keyakinan. Oleh karena itu, kerapkali remaja akan terlihat menjadi lebih kritis terhadap segala sesuatunya.
             Komitmen diri - remaja mengambil komitmen ataupun keputusan untuk tidak terus berubah-ubah, ataupun tidak melakukan perubahan yang besar mengenai nilai-nilai ataupun aspek kehidupannya.
Tiga aspek yang penting dalam pembentukkan identitas diri remaja, yaitu :
1.            Fisik & seksual (gambaran tubuh seseorang)
Remaja mulai peduli akan bentuk tubuhnya, seiring dengan berkembangnya otot pada anak laki laki dan jaringan lemak pada perempuan. Pada masa pubertas, ciri-ciri sekunder yang berkaitan dengan fisik seperti : tumbuhnya payudara, membesarnya panggul pada wanita, tumbuhnya jakun dan bulu pada pria, jerawat, dll
2.            Identitas pengadopsian nilai-nilai hidup/budaya
Generasi muda dikelilingi oleh image-image yang berpengaruh, khususnya dari media masa. Kepungan media masssa terhadap segenap aspek kehidupan manusia ini menjadikan berkembangnya kebudayaan baru yang disebut budaya popular. Segala yang sering tampil di media massa adalah popular dan menjadi trend dari budaya modern yang terus berubah. Apa yang tidak mengikuti trend yang ada, termasuk meniru gaya dan perilaku para artis popular adalah ketinggalan, sedangkan sebaliknya orang tua adalah symbol nilai-nilai konservatif. Sebagai akibatnya remaja pun, melakukan peniruan-peniruan pada model dan life style yang ditawarkan media massa.
3.            Karir di masa depannya (mencakup minat, prestasi dan jalur karir yang   akan dibahas khusus pertemuan mendatang
Orang tua kerapkali kurang menyadari tiga aspek ini menjadi sesuatu yang penting dalam identitas diri dari seorang remaja.
Bagaimana orangtua mendampingi remaja mencapai identitas dirinya?
Dilihat dari kedua dimensi (eksplorasi dan komitmen), kerapkali orang tua terjebak hanya berfokus pada salah satu dimensi saja. Beberapa orang tua berfokus pada komitmen tanpa memberikan kesempatan bagi si remaja untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan yang ada. Akibatnya, remaja menjalankan komitmen yang dibuatkan oleh orang lain untuk hidupnya tanpa adanya proses eksplorasi. Akhirnya, remaja dapat saja tidak menjadi dirinya sendiri sesuai dengan keunikkan yang dimilikinya melainkan menjadi diri yang seperti orang lain inginkan.
Di sisi lain, beberapa orang tua berfokus pada proses eksplorasi namun tidak memberikan dorongan untuk remaja mengambil suatu komitmen dalam aspek kehidupannya. Akibatnya, remaja terlalu berlama-lama bahkan terus berkelanjutan dalam proses eksplorasi dan remaja cenderung menunda-nunda untuk mengambil suatu komitmen, serta pada akhirnya ia dapat mengalami krisis identitas ataupun kelabilan/ketidakpastian dalam identitas dirinya.
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya seimbang dalam memberikan kesempatan pada remaja untuk mengeksplorasi dan mengambil komitmen.  Berikut beberapa contoh pendampingan bagi remaja:
1. Dimensi Fisik & seksual
Eksplorasi  berikan kebebasan atau mencoba memilih bentuk tubuh ideal seperti tokoh idola, melakukan olah raga, melakukan diet; memulai hubungan dengan lawan jenis
Komitmen  pendampingan atas pemilihan gaya hidup sehat (seimbang olahraga/diet), pendampingan atas pacaran yang sehat dengan segala batasan dan konsekuensinya, pendampingan atas pengetahuan tentang seks (hubungan seksual sebelum pernikahan dan akibatnya) supaya mereka memiliki batas-batas eksplorasi
2. Dimensi Nilai/Budaya

Ekspolorasi  berikan kebebasan ketika mereka secara aktif dan kreatif meniru tokoh idola atau pilihan nilai atau budaya yang ditawarkan media masa (karena biasanya anak takut dianggap kurang pergaulan atau kuper oleh teman-temannya). Dan karena hal inilah tampaknya yang menjadikan pilihan mereka mengidolakan artis atau selebritis adalah pilihan yang rasional untuk tetap dapat menyelaraskan diri dengan lingkungan sosial, diterima teman-teman sebayanya.

No comments:

Post a Comment